• Contact
  • Disclaimer
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Literasi Berita Terpercaya Kaya Makna
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami
PKBTalk24.Com
  • Home
  • Feature
    • Opini
    • Khasanah Aswaja
    • Ruang Baca
    • Santri Digital
  • Figure
    • UlamaTalks
    • WomenTalks
    • PolitisiTalks
    • SalebTalks
  • Nusantara
    • Berita PKB
    • Berita Parlemen
    • Berita Eksekutif
    • NU Today
  • Daerah
    • IKNNews
    • WIBTalks
    • WITTalks
    • WITATalks
  • Ekbis
    • Ekonomi Syariah
    • Dunia Usaha
    • Haji dan Umrah
    • NUTrip
  • Humaniora
    • Lifestyle
    • Pendidikan
    • Budaya Kita
    • Eco-Living
  • PKBTalk24
    • Wawancara
  • PKBTalk Event
No Result
View All Result
  • Home
  • Feature
    • Opini
    • Khasanah Aswaja
    • Ruang Baca
    • Santri Digital
  • Figure
    • UlamaTalks
    • WomenTalks
    • PolitisiTalks
    • SalebTalks
  • Nusantara
    • Berita PKB
    • Berita Parlemen
    • Berita Eksekutif
    • NU Today
  • Daerah
    • IKNNews
    • WIBTalks
    • WITTalks
    • WITATalks
  • Ekbis
    • Ekonomi Syariah
    • Dunia Usaha
    • Haji dan Umrah
    • NUTrip
  • Humaniora
    • Lifestyle
    • Pendidikan
    • Budaya Kita
    • Eco-Living
  • PKBTalk24
    • Wawancara
  • PKBTalk Event
No Result
View All Result
PKBTalk24.Com
No Result
View All Result
Home Figure

R.A. Kartini: Surat dari Kegelapan yang Menyalakan Cahaya Perempuan Indonesia

Redaksi by Redaksi
22 April 2025
in Figure, Khasanah Aswaja, WomenTalks
0
R.A. Kartini

R.A. Kartini dan

0
SHARES
8
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsApp

Kartini menolak tunduk pada takdir yang hanya menempatkan perempuan sebagai pemanis rumah tangga, atau pelengkap laki-laki. Ia menolak dijodohkan, tapi akhirnya tetap menikah demi menyelamatkan kehormatan keluarga. Meski demikian, ia tidak menyerah. Justru dari dalam rumah tangga, Kartini membuka sekolah, menulis surat, dan memantik api perubahan.

PKBTalk24 | Jepara, 21 April – Di sebuah kota pesisir kecil bernama Jepara, Jawa Tengah, Hindia Belanda (saat itu) pada 21 April 1879, lahirlah seorang perempuan bangsawan yang kemudian menjadi cahaya bagi jutaan perempuan Nusantara. Namanya Raden Ajeng Kartini. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, adalah Bupati Jepara.

Terlahir dari rahim budaya Jawa yang kental dengan tradisi patriarki, Kartini tumbuh di tengah benteng adat yang membatasi langkah perempuan.

Namun, siapa sangka, dari balik tembok keraton dan keterkungkungan “pingitan”, lahir suara yang mengguncang zaman—bukan lewat teriakan di podium, melainkan lewat sepucuk demi sepucuk surat yang ditulis dengan penuh perasaan, keteguhan, dan harapan.

Ketika Pena Lebih Tajam dari Pedang

Kartini tak panjang umur. Ia wafat di usia 25 tahun, pada 17 September 1904, hanya beberapa hari setelah melahirkan anak pertamanya. Namun, dalam usia yang singkat itu, ia mewariskan sesuatu yang lebih abadi dari sekadar nama: gagasan, cita-cita, dan keberanian melawan gelap.

Surat-surat Kartini yang ditulis kepada sahabat-sahabat penanya di Belanda, menjadi saksi betapa keras pergulatan batin seorang perempuan Jawa muda yang mengimpikan dunia baru bagi kaumnya. Surat itu tak hanya berisi rengekan getir, tapi juga cetak biru masa depan perempuan Indonesia.

Kartini menolak tunduk pada takdir yang hanya menempatkan perempuan sebagai pemanis rumah tangga, atau pelengkap laki-laki. Ia menolak dijodohkan, tapi akhirnya tetap menikah demi menyelamatkan kehormatan keluarga. Meski demikian, ia tidak menyerah. Justru dari dalam rumah tangga, Kartini membuka sekolah, menulis surat, dan memantik api perubahan.

Surat-surat inilah yang kemudian dikumpulkan oleh Mr. J.H. Abendanon, dan dijadikan buku legendaris “Door Duisternis Tot Licht” atau dalam bahasa Indonesia, “Habis Gelap Terbitlah Terang.” Sebuah buku yang tidak hanya menggetarkan Belanda, tapi juga mengguncang kesadaran kolektif bangsa ini akan hak perempuan untuk bermimpi dan berjuang.

Cita-Cita yang Melampaui Zaman

Kartini tak sekadar ingin perempuan bisa membaca dan menulis. Ia bercita-cita agar perempuan Indonesia memiliki akses pendidikan yang setara, kesempatan untuk mengembangkan bakat, kemandirian ekonomi, dan hak untuk memilih jalan hidup sendiri. Ia ingin perempuan berdiri sejajar—bukan lebih tinggi, bukan pula lebih rendah—dengan laki-laki.

Kartini tahu, pendidikan bukan semata soal buku dan angka. Pendidikan adalah pintu menuju kebebasan, dan dari kebebasan, lahir keberdayaan. Ia bermimpi agar perempuan Indonesia bisa bekerja, berkarya, dan menentukan nasibnya sendiri.

“Tak dapat saya bayangkan, betapa bahagianya hati saya bila saya dapat menyambung hidup seorang gadis, dan membawanya ke tempat terang,” tulis Kartini dalam salah satu suratnya. Kalimat itu, ditulis dalam bahasa Belanda, kini menjelma menjadi semangat yang tak lekang oleh zaman.

Warisan yang Tak Pernah Usang

Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” kini tersimpan rapi di Museum Kartini di Rembang. Buku setebal 10 cm itu, bersampul putih dengan tulisan tinta emas, adalah simbol bahwa bahkan dalam keheningan, perempuan bisa mengukir sejarah.

Hari ini, setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini. Tapi seharusnya, Kartini tak sekadar dikenang dengan kebaya dan lomba memasak. Kartini adalah tentang pemikiran yang hidup, tentang perjuangan yang belum selesai, dan tentang keberanian melampaui batasan yang diwariskan tradisi.

Lebih dari Sekadar Nama di Kalender

Kartini adalah kita—perempuan muda yang menolak diam ketika haknya dipangkas. Kartini adalah setiap ibu rumah tangga yang memilih bekerja agar anaknya bisa sekolah. Kartini adalah guru di pelosok yang mendidik anak-anak dengan penuh cinta. Kartini adalah pekerja migran yang bertahan di negeri orang demi keluarga di kampung. Kartini adalah aktivis, pengusaha, pelajar, bahkan wartawan seperti kita—yang menulis agar suara perempuan terus terdengar.

“Habis Gelap Terbitlah Terang” bukan hanya judul buku. Ia adalah janji Kartini bahwa meski gelap pernah membelenggu perempuan, cahaya akan datang—jika kita berani menjemputnya. Selamat Hari Kartini. (AKH

Previous Post

Temui Ketua FPKB DPRD Jakarta, Karang Taruna DKI Siap Kolaborasi dan Minta Dukungan untuk Penguatan Organisasi

Next Post

BPJPH & BPOM Temukan Kandungan Babi dalam 9 Produk Marshmallow, 7 Sudah Bersertifikat Halal

Next Post
Sertifikasi produk halal

BPJPH & BPOM Temukan Kandungan Babi dalam 9 Produk Marshmallow, 7 Sudah Bersertifikat Halal

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Soal Dana Kampanye, KPU Akan Batalkan Status Peserta Pemilu Parpol, Jika Tak Lapor Dana Akhir Kampanye

3 tahun ago
Resolusi PKB di 2023, Jazilul Fawaid : Wujudkan Cak Imin Maju Capres hingga 100 Kursi DPR

PKB: Tandai! Para Pejabat dan Parpol Ini Dinilai “Bikin” Indonesia Dicoret dari Tuan Rumah Piala Dunia U-20!

3 tahun ago

Popular News

    INFO HAJI & UMROH

    IKN
    Berita Eksekutif

    Prabowo Pastikan IKN Jadi Ibu Kota Politik RI 2028, ASN Mulai Dipindah Bertahap

    19 September 2025
    Sidak Pasar Rawa Belong, H. Sutikno Soroti Sampah, Parkir, dan Retribusi Kios
    Figure

    Sidak Pasar Rawa Belong, H. Sutikno Soroti Sampah, Parkir, dan Retribusi Kios

    19 September 2025
    Anggota Pansus Perparkiran DPRD DKI Jakarta, Heri Kustanto, yang juga anggota komisi A DPRD DKI Jakarta dari FPKB
    Dunia Usaha

    DPRD DKI Segel Parkir Liar di Jakarta Timur, FPKB Soroti Kebocoran PAD Rp700 Miliar

    19 September 2025
    Dirjen PHU, Hilman Latief : PIHK Wajib Punya Mitra Rumah Sakit di Arab Saudi, Demi Jemaah Haji Lebih Aman!
    Berita Eksekutif

    KPK Dalami Dugaan Aliran Dana ke Dirjen PHU dalam Kasus Korupsi Kuota Haji 2024

    19 September 2025
    Kader muda PKB, Farida Faricha, ditunjuk sebagai Wakil Menteri Koperasi
    Berita Parlemen

    Gus Muhaimin Sumringah, PKB Tambah Kursi di Kabinet Merah Putih!

    18 September 2025

    Newsletter

    Dapatkan update Berita dan info terbaru dari PKBTalk24.com...

    Category

    • Berita Eksekutif
    • Berita Parlemen
    • Berita PKB
    • Budaya Kita
    • Daerah
    • Dunia Usaha
    • Eco-Living
    • Ekbis
    • Ekonomi Syariah
    • Feature
    • Figure
    • Haji dan Umrah
    • Headline
    • Healthy Living
    • Humaniora
    • IKNNews
    • Khasanah Aswaja
    • NU Today
    • Nusantara
    • NUTrip
    • Opini
    • Pendidikan
    • PKBTalk Event
    • PKBTalk24
    • PolitisiTalks
    • Ruang Baca
    • SalebTalks
    • Santri Digital
    • UlamaTalks
    • Wawancara
    • WIBTalks
    • WITATalks
    • WITTalks
    • WomenTalks

    About Us

    Sebagai platform lierasi berita rintisan, PKBTalk24.com hadir dengan menggabungkan tiga unsur kebutuhan dasar pembaca, pembuat dan penyedian konten sosial media yang serba cepat dan instant, sekaligus edukasi seputar pentingnya informasi yang valid, terpercaya, utuh-menyeluruh sesuai kontek peristiwanya, selaras  kaidah-kaidah jurnalistik, sehingga nilai berita dan informasi yang disampaikan tetap valid, relevan, dan bermakna.

    • Contact
    • Disclaimer
    • Home 2
    • Home 3
    • Home 4
    • Home 5
    • Literasi Berita Terpercaya Kaya Makna
    • Pedoman Media Siber
    • Redaksi
    • Tentang Kami

    © 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

    No Result
    View All Result
    • Contact
    • Disclaimer
    • Home 2
    • Home 3
    • Home 4
    • Home 5
    • Literasi Berita Terpercaya Kaya Makna
    • Pedoman Media Siber
    • Redaksi
    • Tentang Kami

    © 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.