• Contact
  • Disclaimer
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Literasi Berita Terpercaya Kaya Makna
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami
PKBTalk24.Com
  • Home
  • Feature
    • Opini
    • Khasanah Aswaja
    • Ruang Baca
    • Santri Digital
  • Figure
    • UlamaTalks
    • WomenTalks
    • PolitisiTalks
    • SalebTalks
  • Nusantara
    • Berita PKB
    • Berita Parlemen
    • Berita Eksekutif
    • NU Today
  • Daerah
    • IKNNews
    • WIBTalks
    • WITTalks
    • WITATalks
  • Ekbis
    • Ekonomi Syariah
    • Dunia Usaha
    • Haji dan Umrah
    • NUTrip
  • Humaniora
    • Lifestyle
    • Pendidikan
    • Budaya Kita
    • Eco-Living
  • PKBTalk24
    • Wawancara
  • PKBTalk Event
No Result
View All Result
  • Home
  • Feature
    • Opini
    • Khasanah Aswaja
    • Ruang Baca
    • Santri Digital
  • Figure
    • UlamaTalks
    • WomenTalks
    • PolitisiTalks
    • SalebTalks
  • Nusantara
    • Berita PKB
    • Berita Parlemen
    • Berita Eksekutif
    • NU Today
  • Daerah
    • IKNNews
    • WIBTalks
    • WITTalks
    • WITATalks
  • Ekbis
    • Ekonomi Syariah
    • Dunia Usaha
    • Haji dan Umrah
    • NUTrip
  • Humaniora
    • Lifestyle
    • Pendidikan
    • Budaya Kita
    • Eco-Living
  • PKBTalk24
    • Wawancara
  • PKBTalk Event
No Result
View All Result
PKBTalk24.Com
No Result
View All Result
Home Feature

Jakarta Butuh Perda Sungai: Saatnya Kelola Sungai dari Sumber Masalah ke Sumber Peradaban

Redaksi by Redaksi
20 Juni 2025
in Feature, Nusantara, Opini
0
Jakarta Butuh Perda Sungai: Saatnya Kelola Sungai dari Sumber Masalah ke Sumber Peradaban

Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan. FOTO/ILUSTRASI | Dok. www.klook.com/id/destination

0
SHARES
71
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsApp

Tri WaluyoJakarta dilintasi oleh 13 Daerah Aliran Sungai (DAS), mulai dari Ciliwung, Pesanggrahan, hingga Sunter dan Angke. Sayangnya, hingga kini belum satu pun sungai ini dikelola dengan pendekatan ekosistem secara terpadu. Padahal, dunia sudah memberi banyak contoh bahwa sungai bukanlah sumber masalah, melainkan sumber peradaban.

Oleh: H. Tri Waluyo, S.H | Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Pemerhati Tata Kota dan Lingkungan, Tinggal di Pesisir Pantai Jakarta Utara

PKBTalk24 | Jakarta ~ Setiap musim hujan, Jakarta kembali dihadapkan pada wajah klasiknya: banjir, kemacetan, dan krisis air bersih. Meski berulang tiap tahun, solusi yang ditawarkan seringkali teknis dan jangka pendek—tanggul ditinggikan, sungai dikeruk, drainase diperlebar. Namun, kita luput memandang sungai sebagai bagian strategis dari pembangunan kota, bukan sekadar saluran air.

Jakarta dilintasi oleh 13 Daerah Aliran Sungai (DAS), mulai dari Ciliwung, Pesanggrahan, hingga Sunter dan Angke. Sayangnya, hingga kini belum satu pun sungai ini dikelola dengan pendekatan ekosistem secara terpadu. Padahal, dunia sudah memberi banyak contoh bahwa sungai bukanlah sumber masalah, melainkan sumber peradaban.

Dari Sungai Cheonggyecheon hingga Sungai Nil

Ambil contoh Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan. Pada awal 2000-an, sungai ini hanyalah saluran air kotor yang tertutup jalan layang dan kumuh. Namun pemerintah kota di bawah kepemimpinan Walikota Lee Myung-bak kala itu mengambil langkah radikal: membongkar jalan layang, membebaskan sempadan sungai, dan mengembalikannya menjadi ruang publik hijau. Hasilnya? Selain mengurangi suhu mikroklimat kota dan banjir, Cheonggyecheon kini menjadi ikon wisata dan pusat ekonomi kota yang menghidupi ribuan UMKM.

Lalu lihat Sungai Nil di Mesir, yang sejak ribuan tahun lalu menjadi sumber kehidupan dan pusat budaya. Mesir kuno berkembang karena mampu menjadikan Nil sebagai sumber air, transportasi, irigasi, dan spiritualitas. Hari ini pun, modernisasi sistem kanal dan embung di sepanjang Nil masih menjadi tulang punggung ketahanan pangan Mesir.

Begitu pula dengan Sungai Eufrat, yang mengalir melewati Turki, Suriah, hingga Irak. Meskipun saat ini menjadi sumber ketegangan geopolitik, sejarah menunjukkan bahwa kawasan ini menjadi salah satu pusat peradaban kuno—Mesopotamia—karena sungainya yang subur dan sistem pengairan yang canggih. Artinya, sungai tak hanya membawa air, tapi juga kemajuan peradaban.

Jakarta: Sungai Masih Dipinggirkan

Bandingkan itu dengan Jakarta. Sungai-sungai kita justru jadi tempat pembuangan, terjepit bangunan liar, dan dikelola oleh terlalu banyak dinas yang bekerja sendiri-sendiri. Tidak heran jika banjir tetap datang, kualitas air memburuk, dan warga makin jauh dari sungai yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan kota.

Kita butuh lompatan kebijakan. Salah satunya adalah dengan menghadirkan Peraturan Daerah (Perda) Khusus tentang Tata Kelola 13 DAS di Jakarta.

Perda Sungai: Kenapa Penting?

  1. Memberikan kepastian hukum dan arah pengelolaan DAS dari hulu ke hilir secara ekosistemik.

  2. Menyatukan kewenangan yang selama ini tersebar di berbagai dinas—PU, lingkungan hidup, SDA, hingga pertamanan.

  3. Mengatur tata ruang sempadan sungai secara tegas dan berkeadilan, agar tidak ada lagi alih fungsi liar atau pendudukan ilegal.

  4. Memanfaatkan DAS secara produktif sebagai sumber air baku, ruang publik, koridor hijau, dan jalur transportasi.

  5. Membangun kelembagaan khusus seperti Badan Pengelola DAS DKI Jakarta yang lintas sektor dan responsif terhadap tantangan iklim.

Kota Tanpa Sungai Adalah Kota Tanpa Masa Depan

Jika Jakarta ingin menjadi kota kelas dunia, maka sungai-sungainya harus menjadi pusat kehidupan. Bukan hanya drainase, tapi nadi kota. Kita tidak bisa lagi berpikir tambal sulam: perlu keberanian politik, visi ekologis, dan kerangka hukum yang kokoh. Perda DAS bisa menjadi awal perubahan.

Dengan mengelola sungai secara menyeluruh—dari Ciliwung hingga Angke—Jakarta tidak hanya mengurangi banjir, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, memperbaiki kualitas lingkungan, dan membangun identitas kota yang kuat.

Karena pada akhirnya, seperti Sungai Nil dan Eufrat, peradaban besar selalu tumbuh dari sungai yang dikelola dengan bijak. (***)

________

Penulis : H. Tri Waluyo, S.H | Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Pemerhati Tata Kota dan Lingkungan, Tinggal di Pesisir Pantai Jakarta Utara

Tags: 13 Daerah Aliran Sungai (DAS)CiliwungPeraturan Daerah (Perda) Khusus tentang Tata Kelola 13 DAS di Jakarta.PesanggrahanSungai CheonggyecheonSungai Nil di Mesir
Previous Post

Gubernur Pramono Anung Rencanakan Pemutihan Pajak di HUT Jakarta, H. Sutikno: Harus Jelas, Tepat Sasaran, dan Berdampak Positif

Next Post

Ketua Fraksi PKB DPRD DKI Jakarta Soroti Taman 24 Jam: Jangan Sampai Jadi Ajang Mesum, Perlu Pengawasan Ketat!

Next Post
Ketua FPKB M. Fuadi Luthi

Ketua Fraksi PKB DPRD DKI Jakarta Soroti Taman 24 Jam: Jangan Sampai Jadi Ajang Mesum, Perlu Pengawasan Ketat!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Jelang Puasa Anggota Komisi B FPKB DPRD DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas, Minta Dugaan Mafia Beras di Jakarta Diusut Tuntas!

Jukir Liar Bentrok dengan Dishub, PKB DKI Sebut Pengelolaan Parkir di DKI Masih Buruk

3 tahun ago
ketum PKB Gus Imin Instruktiskan kader berdoa untuk bangsa

Gus Imin Instruksikan Kader PKB Gelar Doa Keselamatan Bangsa Serentak

3 bulan ago

Popular News

    INFO HAJI & UMROH

    IKN
    Berita Eksekutif

    Prabowo Pastikan IKN Jadi Ibu Kota Politik RI 2028, ASN Mulai Dipindah Bertahap

    19 September 2025
    Sidak Pasar Rawa Belong, H. Sutikno Soroti Sampah, Parkir, dan Retribusi Kios
    Figure

    Sidak Pasar Rawa Belong, H. Sutikno Soroti Sampah, Parkir, dan Retribusi Kios

    19 September 2025
    Anggota Pansus Perparkiran DPRD DKI Jakarta, Heri Kustanto, yang juga anggota komisi A DPRD DKI Jakarta dari FPKB
    Dunia Usaha

    DPRD DKI Segel Parkir Liar di Jakarta Timur, FPKB Soroti Kebocoran PAD Rp700 Miliar

    19 September 2025
    Dirjen PHU, Hilman Latief : PIHK Wajib Punya Mitra Rumah Sakit di Arab Saudi, Demi Jemaah Haji Lebih Aman!
    Berita Eksekutif

    KPK Dalami Dugaan Aliran Dana ke Dirjen PHU dalam Kasus Korupsi Kuota Haji 2024

    19 September 2025
    Kader muda PKB, Farida Faricha, ditunjuk sebagai Wakil Menteri Koperasi
    Berita Parlemen

    Gus Muhaimin Sumringah, PKB Tambah Kursi di Kabinet Merah Putih!

    18 September 2025

    Newsletter

    Dapatkan update Berita dan info terbaru dari PKBTalk24.com...

    Category

    • Berita Eksekutif
    • Berita Parlemen
    • Berita PKB
    • Budaya Kita
    • Daerah
    • Dunia Usaha
    • Eco-Living
    • Ekbis
    • Ekonomi Syariah
    • Feature
    • Figure
    • Haji dan Umrah
    • Headline
    • Healthy Living
    • Humaniora
    • IKNNews
    • Khasanah Aswaja
    • NU Today
    • Nusantara
    • NUTrip
    • Opini
    • Pendidikan
    • PKBTalk Event
    • PKBTalk24
    • PolitisiTalks
    • Ruang Baca
    • SalebTalks
    • Santri Digital
    • UlamaTalks
    • Wawancara
    • WIBTalks
    • WITATalks
    • WITTalks
    • WomenTalks

    About Us

    Sebagai platform lierasi berita rintisan, PKBTalk24.com hadir dengan menggabungkan tiga unsur kebutuhan dasar pembaca, pembuat dan penyedian konten sosial media yang serba cepat dan instant, sekaligus edukasi seputar pentingnya informasi yang valid, terpercaya, utuh-menyeluruh sesuai kontek peristiwanya, selaras  kaidah-kaidah jurnalistik, sehingga nilai berita dan informasi yang disampaikan tetap valid, relevan, dan bermakna.

    • Contact
    • Disclaimer
    • Home 2
    • Home 3
    • Home 4
    • Home 5
    • Literasi Berita Terpercaya Kaya Makna
    • Pedoman Media Siber
    • Redaksi
    • Tentang Kami

    © 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

    No Result
    View All Result
    • Contact
    • Disclaimer
    • Home 2
    • Home 3
    • Home 4
    • Home 5
    • Literasi Berita Terpercaya Kaya Makna
    • Pedoman Media Siber
    • Redaksi
    • Tentang Kami

    © 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.